Apa itu Catcalling, Contoh, Dampak dan Cara Menghindari
Cat calling bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Mulai dari tempat yang sepi, bahkan bisa juga terjadi di tempat ramai. Beberapa orang mempunyai respon yang berbeda terhadap tindakan ini.
Ada yang bisa mengabaikan, ada yang merasa terganggu, hingga timbul perasaan terancam. Apapun itu, catcall adalah tindakan yang tidak bisa dibenarkan. Bagaimana pendapatmu tentang cat calling? Di artikel kali ini, HaloGeet akan secara khusus mengulas tentang apa itu Catcalling, contoh dan dampaknya.
Apa itu Catcalling yang Menjadi Hot Topic dalam Bahasa Gaul?
Cat calling adalah bentuk pelecehan verbal atau non verbal yang dilakukan di tempat umum. Tindakan ini biasanya dilakukan dengan cara bersiul, berteriak, atau memberikan komentar yang tidak senonoh terhadap penampilan atau tubuh seseorang.
Cat calling bisa berupa:
- Bersiul atau berteriak pada seseorang di jalan
- Memberikan pujian berlebihan pada penampilan atau tubuh seseorang
- Berkomentar atau bercanda dengan maksud melecehkan mengenai tubuh seseorang
- Mengajak bicara dengan kalimat yang menjurus ke arah seksual
- Menggoda dan mengganggu seseorang di tempat umum
Perilaku ini catcalling umumnya dilakukan oleh laki-laki kepada perempuan yang tidak dikenal di tempat umum seperti jalan, angkutan umum, tempat kerja, dll. Namun tidak menutup kemungkinan juga pelaku adalah sebaliknya, yaitu perempuan terhadap laki- laki.
Jenis-jenis Cat Calling
Berdasarkan bentuknya, catcalling dapat kita bedakan ke dalam dua jenis, yaitu verbal dan non verbal. Ini dia perbedaan keduanya :
1. Catcalling Verbal
Catcalling verbal merupakan jenis pelecehan yang dilakukan secara verbal menggunakan kata-kata. Misalnya saat seseorang melakukan siulan ke orang asing yang sedang lewat atau mengomentari penampilan fisik mereka. Atau bisa juga dengan menawarkan ajakan berbuat tidak senonoh, hingga pujian berlebihan.
Tindakan pelaku ini biasanya mereka lakukan di tempat umum, seperti di jalan, angkutan umum, pusat perbelanjaan, dan lain-lain. Tujuannya adalah untuk menggoda, mengganggu, atau mencari perhatian dari korban.
2. Catcalling Non-verbal
Kebalikannya, catcalling non-verbal dilakukan tanpa menggunakan kata-kata, melainkan gestur tubuh atau isyarat. Mulai dari gerakan tangan atau jari yang tidak senonoh, tatapan intens ke bagian tertentu hingga berupaya mendekati dan menyentuh korban tanpa consent.
Jenis catcall non-verbal biasanya menonjolkan ekspresi wajah atau gerakan tubuh yang merendahkan dan tidak senonoh. Tujuannya tetap sama, yaitu untuk mengganggu dan melecehkan korban.
Contoh Cat Calling
Pelaku bisa melakukan tindakan catcall ini dengan berbagai cara, baik secara verbal maupun non-verbal. Berikut beberapa contohnya:
1. Contoh Kata-Kata Cat Calling
- Siulan, teriakan, atau godaan, seperti “hai, cantik”, “hai, manis”, dll. Padahal antara pelaku dan korban tidak saling mengenal dan tidak saling dekat.
- Komentar tentang penampilan fisik, seperti “kamu seksi sekali”, “pantatmu bagus” dll.
- Ajakan tidak senonoh, seperti “mau jalan sama abang gak?”
- Pujian berlebihan tentang fisik.
- Menyebut dengan panggilan “sayang”, “beb”, dll kepada orang asing.
2. Contoh Gerakan Non-Verbal Cat Calling
- Menatap bagian tubuh tertentu dengan intens, seperti dada, bokong, paha.
- Gerakan menjilat bibir sebagai upaya provokatif yang mengganggu.
- Gerakan tangan membentuk lingkaran atau hati dengan maksud menggoda.
- Mengedipkan sebelah mata.
- Mengirim flying kiss.
- Gerakan mengusap leher.
- Mencolek atau menyentuh tanpa izin.
Itu adalah beberapa contoh kata-kata dan gerakan yang termasuk dalam cat calling. Tindakan-tindakan tersebut sangat tidak sopan dan dapat membuat orang lain merasa tidak nyaman.
Siapa Saja yang Mengalami Cat Calling?
Cat call bisa terjadi pada siapa saja. Meski demikian, perempuan paling banyak menjadi korban.
Menurut studi oleh American Seal, sebagian besar korban tindak pelecehan ini adalah perempuan. Sekitar 71% perempuan pernah mengalami catcalling dan 53% diantaranya bahkan mengalami secara fisik.
Selain perempuan, anak di bawah umur juga rentan menjadi korban catcall. Pelaku biasanya orang dewasa yang sengaja menggoda dan melecehkan anak-anak. Anak- anak bisa menjadi sasaran karena anggapan bahwa mereka masih lemah dan tidak bisa melawan.
Selain itu, meski jarang terjadi, pria sebetulnya juga bisa menjadi korban pelecehan ini. Biasanya pelakunya adalah perempuan atau sesama jenis yang melakukan pelecehan verbal.
Walaupun dampaknya tidak sebesar pada perempuan, cat calling tetap bisa membuat pria merasa tidak nyaman dan terganggu. Oleh karena itu, catcall sebaiknya dihindari terhadap siapapun tanpa memandang jenis kelamin.
Mengapa Seseorang Melakukan Melakukan CatCalling?
Pelaku melakukan catcalling karena beberapa alasan, diantaranya:
1. Ingin Menarik Perhatian
Pelaku melakukan catcall karena ingin mendapatkan perhatian dari korban. Dengan melakukan tindakan ini, pelaku berharap korban akan melihat dan merespons dirinya. Pelaku merasa dengan godaan yang ia lakukan akan bisa membuat korban tertarik kepadanya.
2. Ingin ‘Memuji’ Penampilan
Sebagian pelaku melakukan catcall karena ingin ‘memuji’ penampilan korban. Meskipun sebenarnya catcall bukanlah pujian yang pantas, pelaku merasa dengan melontarkan kata- kata seperti “cantik”, “seksi”, dll bisa menjadi pujian untuk korban.
3. Ingin merayu
Ada juga pelaku yang melakukan catcall dengan tujuan ingin merayu korban. Pelaku beranggapan dengan melakukan cat calling bisa membuat korban tersanjung dan tertarik kepadanya. Padahal cara merayu ini sangat tidak pantas dan justru membuat korban merasa risih.
Dampak Perilaku Cat Calling untuk Kesehatan Mental
Cat calling dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental korban. Beberapa dampak yang korban alami antara lain :
1. Trauma Psikologis
Korban cat calling seringkali mengalami trauma psikologis akibat perlakuan tidak menyenangkan yang mereka terima. Mereka merasa terintimidasi, direndahkan, dan diperlakukan sebagai objek. Trauma ini dapat berlangsung lama bahkan setelah insiden cat calling. Korban merasa takut dan was was saat berada di tempat umum.
2. Rasa Tidak Nyaman
Cat calling membuat korban merasa sangat tidak nyaman. Mereka merasa orang asing sedang memperhatikan dan mengevaluasi kondisi fisiknya. Hal ini bisa membuat mereka merasa malu dan minder. Rasa tidak nyaman ini membuat korban enggan untuk pergi ke tempat-tempat umum sendirian.
3. Ketakutan
Korban cat calling juga seringkali merasa takut. Mereka khawatir bahwa catcall yang mereka alami dapat berujung pada pelecehan seksual yang lebih parah seperti penyerangan fisik. Ketakutan ini membuat mereka waspada berlebihan saat berada di keramaian.
Mengapa CatCalling Harus Segera Dihentikan?
Ada banyak alasan mengapa setiap orang harus menghentikan tindakan catcall ini. Antara lain sebagai berikut :
1. Merendahkan Martabat Perempuan
Cat calling menjadikan perempuan sebagai objek seksual semata. Perempuan direndahkan hanya sebatas penampilan fisiknya, bukan sebagai manusia utuh yang memiliki harga diri dan martabat.
2. Membuat Korban Ketakutan
Seruan dan siulan dari pelaku cat calling kerap membuat korban merasa takut dan tidak nyaman. Korban merasa terintimidasi dan khawatir akan keselamatannya.
3. Pelanggaran Terhadap Privasi
Cat calling kerap terjadi di tempat umum tanpa persetujuan korban. Ini jelas melanggar privasi korban. Pasalnya, korban tidak memiliki pilihan untuk menerima atau menolak perlakuan ini.
Cara Menghindari Cat Calling
Salah satu cara terbaik untuk menghindari cat calling adalah dengan tidak merespons perilaku tersebut. Abai dan jangan respon apapun yang pelaku katakan. Respon apapun, baik positif maupun negatif, bisa memicu tindakan lebih jauh dari pelaku.
Menggunakan headphone juga bisa membantu mengurangi kemungkinan mendengar ucapan-ucapan tidak senonoh dari pelaku cat calling. Dengan headphone, Anda bisa berpura-pura tidak mendengar dan terus berjalan.
Selain itu, hindari berjalan sendirian di tempat yang sepi. Usahakan selalu bersama dengan seorang teman atau kerabat saat bepergian. Keberadaan orang lain bisa mengurangi kemungkinan menjadi target cat calling. Jika harus melewati tempat sepi sendirian, waspada dan siapkan diri untuk segera menghindar jika menghadapi situasi cat calling.
Kesimpulan
Cat calling adalah perilaku pelecehan seksual verbal yang seseorang lakukan di tempat umum terhadap orang lain. Perilaku ini bisa berupa siulan, komentar tentang penampilan atau tubuh, ajakan tidak senonoh, dan sebagainya.
Catcall selalu berdampak buruk bagi korbannya. Korban akan merasa tidak nyaman, tidak aman, dan terintimidasi. Selain itu, tindakan ini juga dapat memicu trauma psikologis pada korban. Oleh karena itu, perilaku ini seharusnya dihentikan.
Perilaku cat call jelas bukan pujian, melainkan pelecehan. Ini tindakan yang tidak bermoral dan tak beretika. Semua orang berhak menikmati ruang publik tanpa rasa takut atau malu. Karena itu, cat calling harus dihentikan demi terciptanya lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua.