Apa itu Toxic Relationship, Ciri, Dampak dan Cara Mengatasinya
Pernahkah kamu mendengar tentang seseorang yang terjebak ke dalam toxic relationship? Atau mungkin kamu sendiri atau orang terdekat pernah mengalaminya?
Toxic relationship, atau hubungan beracun, menandakan bahwa sebuah hubungan sudah tidak sehat dan bergerak ke arah merusak. Dalam hubungan ini, salah satu pihak atau bahkan keduanya, tidak benar- benar merasakan kebahagiaan sesungguhnya seperti yang ada pada hubungan sehat.
Lebih jauh lagi, toxic relationship juga merugikan kesehatan mental dan emosional seseorang. Jangan tunggu lama, kamu perlu segera mengakhiri hubungan yang tidak sehat ini! Di artikel ini, Geet akan mengajak kamu untuk mengenal lebih lanjut tentang apa itu toxic relationship, ciri- ciri dan cara keluar dari hubungan beracun ini.
Apa itu Toxic Relationship:
Toxic relationship atau hubungan beracun merujuk pada hubungan antara dua individu yang dapat merugikan satu atau bahkan kedua belah pihak secara signifikan. Melansir dari Verywell Mind, toxic relationship merupakan hubungan yang membuat seseorang merasa tidak didukung, dipahami, atau merasa direndahkan atau diserang.
Hubungan beracun ini pada dasarnya tidak hanya terbatas pada hubungan romantis. Namun juga dapat terjadi dalam konteks persahabatan, keluarga, atau bahkan lingkungan kerja.
Salah satu pemicu terbesarnya adalah kurangnya komunikasi yang sehat dan ketidakseimbangan kekuasaan antara pasangan. Misalnya saat salah satu pihak mencoba mendominasi dan mengendalikan, sehingga satu pihak lagi berada dalam posisi tidak setara yang merugikan.
Ciri Toxic Relationship:
Untuk selamat dari toxic relationship, langkah awal yang krusial adalah mengenali tanda- tanda hubungan menjurus ke toxic relationship. Berikut ciri- ciri hubungan beracun yang perlu kita waspadai :
1. Ketidakseimbangan Kekuasaan
Toxic relationship seringkali melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan. Dalam situasi ini, salah satu pihak merasa lebih berkuasa dan dominan daripada yang lain. Sosok yang lebih berkuasa biasanya akan terlihat lebih mengontrol, penuh kecurigaan dan posesif.
Ciri- ciri ini juga dapat kita lihat dari keputusan besar atau kecil yang dibuat tanpa konsultasi bersama.
2. Komunikasi yang Tidak Jelas dan Merugikan
Ciri lain dari hubungan beracun adalah komunikasi yang buruk atau merugikan. Komunikasi ini mencakup penghinaan verbal, pengabaian terhadap perasaan, gaslighting atau bahkan manipulasi melalui kata-kata yang meresahkan.
3. Ketidakmampuan Menetapkan Batasan yang Sehat
Pasangan dalam toxic relationship sering kesulitan menetapkan dan mempertahankan batasan yang sehat. Itulah mengapa hubungan ini cenderung menciptakan lingkungan di mana satu pihak merasa terus-menerus dimanipulasi atau diabaikan.
4. Ketidaksetaraan dalam Pengorbanan
Dalam toxic relationship, pengorbanan seringkali tidak seimbang. Salah satu pihak selalu menuntut lebih, sedangkan pihak lain terlalu takut untuk membela diri. Salah satu pihak harus memberi lebih banyak, sementara yang lainnya terus-menerus mengambil keuntungan untuk kesenangannya.
5. Mengarah ke Kekerasan Fisik
Salah satu ciri paling serius dari hubungan toxic adalah kekerasan fisik yang dapat terjadi antara pasangan. Kekerasan fisik mencakup segala bentuk perilaku yang melibatkan penggunaan kekuatan fisik untuk menyakiti atau mengancam pasangan.
Tindakan ini bisa termasuk pukulan, tendangan, gigitan, atau bahkan penggunaan objek sebagai alat kekerasan. Kekerasan fisik menciptakan lingkungan yang tidak aman dan merugikan, menciptakan ketakutan dan trauma yang berkepanjangan bagi korban.
Penting untuk diingat bahwa kekerasan fisik bukanlah bentuk ekspresi cinta atau kesalahpahaman biasa dalam hubungan. Sebaliknya, itu adalah tanda serius dari ketidaksehatan hubungan yang harus diatasi dengan segera.
Dampak Toxic Relationship:
Membiarkan diri sendiri terjebak terlalu lama dalam toxic relationship tentunya akan semakin merugikan diri sendiri. Mulai dari kesehatan mental, emosional hingga fisik, semua bisa terkena dampaknya.
1. Gangguan Kesehatan Mental
Terjebak dalam toxic relationship dapat mendorong seseorang mengalami gangguan kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, atau bahkan gangguan stres pasca-trauma (PTSD). Seseorang yang terjebak dalam hubungan tidak sehat ini umumnya sering merasa gelisah, khawatir dan memicu tekanan emosional yang berkepanjangan.
2. Penurunan Kesehatan Emosional
Individu yang mengalami toxic relationship cenderung mengalami penurunan kesehatan emosional. Hal ini meliputi perasaan rendah diri, kehilangan minat dalam aktivitas yang dahulu menyenangkan, dan kesulitan dalam mengelola emosi.
3. Isolasi Sosial
Hubungan beracun biasanya juga menyebabkan seseorang mengalami isolasi sosial. Ini adalah situasi dimana individu merasa terisolasi dari teman dan keluarga karena kendala atau kontrol yang diberlakukan oleh pasangan.
4. Masalah Fisik
Tidak hanya berdampak pada kesehatan mental dan emosional, toxic relationship juga dapat berkontribusi pada masalah fisik. Antara lain seperti gangguan tidur, mengalami nyeri kronis, gangguan makan, dan bahkan masalah kesehatan lainnya.
Cara Keluar Toxic Relationship
Jika saat ini kamu atau orang terdekatmu terjebak dalam toxic relationship, penting sekali untuk keluar dari hubungan ini demi kebaikan dan kebahagiaan diri sendiri. Tidak mudah memang untuk langsung keluar dari hubungan tidak sehat ini.
Untuk membantu kamu keluar dari hubungan toxic ini, berikut adalah langkah- langkah yang dapat kamu ambil :
1. Introspeksi dan Pemahaman
Langkah awal untuk keluar dari toxic relationship adalah dengan meningkatkan kesadaran diri. Kamu perlu memahami alasan di balik keinginanmu untuk keluar, menyadari bahwa hubungan yang kamu jalani lebih banyak merugikan daripada membahagiakan. Jika dari diri sendiri sudah mempunyai pemahaman dan tekad untuk keluar, langkah selanjutnya akan lebih mudah.
2. Diskusi dengan Orang Terpercaya
Ceritakan apa yang kamu rasakan tentang hubunganmu dengan orang- orang yang kamu percayai. Mungkin saja ini adalah anggota keluarga, sahabat atau bahkan profesional.
Bersama dengan mereka, kamu akan mendapatkan dukungan emosional dan perspektif objektif. Mereka juga akan membantumu untuk memvalidasi keputusanmu dengan mendengarkan pengalamanmu dalam menjalani hubungan.
3. Buat Rencana Keamanan
Jika ada kekhawatiran akan kekerasan atau ancaman, buat rencana keamanan. Antisipasi sangat penting saat berkaitan dengan orang yang manipulatif dan posesif. Sertakan langkah-langkah konkret seperti tempat perlindungan yang aman, barang-barang penting yang harus diambil, dan kontak orang- orang yang bisa membantumu dalam situasi darurat.
4. Jangan Isolasi Diri
Hindari isolasi sosial. Untuk terlepas dari pasangan toxic, pastikan tetap terhubung dengan teman dan keluarga untuk dukungan sosial yang diperlukan. Dengan mereka, hal ini dapat menjadi landasan penting saat kamu memutuskan untuk keluar dari hubungan toxic.
5. Bantuan Profesional
Sebagai langkah lanjutan, konsultasikan dengan profesional seperti konselor atau terapis. Mereka dapat memberikan pandangan ahli dan membantumu mengelola dampak emosional dari keputusan ini.
6. Langkah-langkah Hukum (Jika Diperlukan)
Jika perlu, pertimbangkan untuk mencari bantuan hukum. Pengacara dapat memberikan panduan tentang perintah perlindungan atau langkah-langkah hukum lainnya yang mungkin kamu perlukan.
7. Rencana Pemulihan
Setelah berhasil keluar dari toxic relationship, kamu mungkin masih sering mengalami kegelisahan, mudah khawatir dan sulit percaya pada seseorang. Trauma memang kerap terjadi pasca seseorang terjebak toxic relationship.
Untuk itu, buatlah rencana pemulihan untuk mengembalikan kesehatan mental dan emosional. Hal ini bisa melibatkan terapi, dukungan kelompok, atau kegiatan yang meningkatkan kesejahteraan jiwa
Kamu juga bisa membaca lebih lanjut rekomendasi Geet di artikel Keluar dari Belenggu Toxic: 12 Cara Mengatasi Toxic Relationship.
Kesimpulan:
Tidak diragukan lagi, toxic relationship dapat merugikan kesehatan mental, emosional, dan bahkan fisik individu yang terlibat. Penting sekali untuk mengenali ciri- ciri hubungan toxic ini dan menyadari konsekuensi jangka panjangnya.
Dengan langkah-langkah yang tepat, seseorang dapat memutuskan hubungan tersebut dan memulai perjalanan pemulihan. Keluar dari toxic relationship adalah tindakan tepat menuju kesejahteraan yang lebih baik dan kehidupan yang lebih seimbang. Ingatlah, setiap orang pantas mendapatkan hubungan yang mendukung dan membangun.