27 Tahun Dipenjara dan Nyaris Dihukum Mati, Pria ini Ternyata Tidak Bersalah dan Dibebaskan dari Tuduhan Pembunuhan
Mungkin kamu pernah mendengar kisah dimana orang tidak bersalah dihukum penjara karena tragedi salah tangkap. Mungkin tidak begitu masalah jika salah tangkap ini hanya dalam hitungan hari atau minggu, tapi bagaimana jika puluhan tahun?
Ini lah yang terjadi saat Pengadilan di China membebaskan seorang pria dari tuduhan pembunuhan setelah masuk bui selama 27 tahun terakhir. Kasus ini kemudian menuai kecaman dari publik dan sorotan utama tertuju kepada penyiksaan yang polisi lakukan.
Zhang Yuhuan awalnya masuk penjara usai tuduhan membunuh dua bocah pada 1993. Ia mengklaim dipaksa mengaku oleh penegak hukum. Karena jika tidak, ia akan mendapat siksaan yang menyakitkan.
Setelah menghabiskan waktu 27 tahun di balik jeruji besi, pengadilan di timur China lantas memutuskan membatalkan dakwaan pembunuhan pria 52 tahun ini.
Dilansir dari kantor berita AFF, Kamis (6/8/2020), pengadilan menyatakan kalau bukti yang dipaparkan sama sekali tidak kuat untuk mendukung vonis Zhang.
“Setelah kami meninjau ulang kasusnya, kami melihat tidak ada bukti langsung yang mendukung dakwaan Zhang,” jelas Pengadilan Tinggi Rakyat Jiangxi.
Dalam rilis resminya, Zhang kemudian dibebaskan dari penjara setelah hampir tiga dekade oleh pengadilan. Dalam laporan media pemerintah Xinhua, Zhang menjadi narapidana terlama dalam kasus yang kemudian terbukti tidak sah.
Sempat Akan Mendapat Vonis
Awalnya Zhang sempat menerima hukuman mati pada 1995. Namun hukuman ini berubah menjadi hukuman seumur hidup setelah Zhang dua tahun di jeruji besi.
Maret tahun lalu Pengadilan Jiangxi menguji lagi kasusnya menyusul serangkaian peninjauan kembali yang mengalami kegagalan. Dari peninjauan ini, terdapat karung dan tali rami yang berada di lokasi kejadian tak bisa serta merta langsung terkait dengan Zhang.
Reuni Penuh Haru dengan Keluarga
Setelah hukum menyatakan bebas dan tidak bersalah, Xinhua melaporkan kalau Zhang mengalami reuni penuh hari bersama keluarganya. Mereka makan bersama bola nasi ketan dan telur rebus.
Pengadilan kemudian memohon maaf atas kesalahan dakwaan. Namun pengacara Zhang, Wang Fei, kepada China Daily mengungkap kalau kliennya akan menuntut ganti rugi.
“Kami juga berusaha meminta siapa pun yang terlibat dalam kesalahan dakwaan ini untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya,” kata Wang.