Meski Bersahabat, Kamu Tidak Harus Menyesuaikan Gaya Hidupmu dengan Gaya Hidup Sahabatmu. Ini Alasannya!
Punya sahabat kental itu seru memang ya. Kemana- mana bisa bareng, bisa tuker pendapat, bisa curhat- curhatan dan bahkan saking serunya, kita rela melakukan apa saja demi sahabat tercinta. Eiittssss.. tunggu dulu, jangan sampai kebablasan ya. Kamu wajib tahu batas- batasnya, guys.
Jangan Kehilangan Dirimu Hanya Karena Mau Samaan dengan Sahabatmu
Bersahabat itu nggak harus samaan terus lho ternyata. Memang sih waktu bersahabat dengan seseorang kita jadi sering identik dengan orang itu. Itu normal banget, tapi jangan sampai kamu kehilangan identitas dirimu sendiri ya.
Selain itu, pastikan juga sahabatmu tidak memberi dampak negatif untuk dirimu. Apalagi kalau sudah menyangkut gaya hidup. Simak alasannya ya…
1. Kamu Harus Tahu Batas- Batasnya
Mengikuti gaya hidup sahabatmu boleh, asal kamu sendiri tahu batas- batasnya. Jangan sampai kamu terbawa arus negatif, menyalahi budaya dan agama.
Jika hal itu sudah melewati batas, hati kecilmu sendiri juga cenderung akan memberi peringatan. Jangan sampai kamu berakhir dengan penyesalan ya.
2. Kamu Harus Punya Sikap dan Menjadi Diri Sendiri
Agar diterima orang lain menjadi sahabat, bukan berarti kamu harus mengubah dirimu menjadi orang lain. Itu salah. Persahabat yang baik adalah mereka yang tulus menerima satu sama lain dan membantu sahabatnya dengan sepenuh hati untuk kebaikan.
Kalau sampai kamu mengingkari dirimu sendiri dan berpura- pura, kamu tidak akan bahagia.
3. Sesuaikah dengan Kemampuanmu??
Sahabatmu bisa begini dan begitu mungkin karena punya budget lebih. Kamu nggak harus ikut- ikutan kalau akhirnya justru membuatmu kelabakan dan rugi sendiri.
Bergaya lah sesuai budget. Jangan memaksa budget untuk menyesuaikan gaya hidupmu.
4. Prioritas Setiap Orang Beda- Beda
Ini juga yang harus kamu pahami ya. Mungkin kamu punya prioritas tersendiri yang harus kamu capai demi masa depanmu, misalnya membiayai kuliah sendiri atau menabung untuk usaha atau mungkin kamu sudah menikah dan teman- temanmu masih single.
Yaps, setiap orang memiliki prioritas dan kebutuhan yang berbeda- beda. Jadi sangat tidak pas kalau kamu ikut- ikutan gaya hidup orang lain yang prioritasnya jauh berbeda dengan dirimu.
5. Kamu dan Dia Berasal dari Background yang Berbeda
Mungkin kamu dan sahabatmu sama- sama bekerja di tempat yang sama dengan gaji yang relatif sama. Tapi kalau dia anak orang kaya dan kamu berasal dari keluarga menengah, tentu saja kamu harus lebih bijaksana dalam membelanjakan uangmu.
Dengan uang yang kamu miliki, mungkin kamu bisa membantu ayah dan ibu untuk membeli makanan di rumah, membelikan adik tas sekolah yang sudah robek atau membantu membiayai sekolah adik- adikmu daripada bersenang- senang dari satu café ke café yang lain.
Lagi- lagi ini alasan yang kuat untuk nggak ikut- ikutan gaya hidup orang lain, kan?
6. Ikut- ikutan Bisa Menjadi Racun Buat Kamu
Nggak sedikit orang yang rela merusak dirinya demi bisa ikut- ikutan gaya hidup sahabatnya. Ada yang rela menjual dirinya atau bahkan menipu orang lain. Duuhhhhh…. ini sudah kebangetan pengaruh toxic friend nya yaaa!
Percaya deh kamu nggak perlu melakukan ini itu demi mengimbangi gaya hidup orang lain. Membumilah dengan dirimu. Jangan sampai terkena jebakan tikus ya!
7. Pikirkan Keluargamu, Terutama Orang Tua
Orang tuamu mungkin tidak bisa mengawasimu sebanyak waktu kamu masih kecil, tapi tetap saja mereka selalu mengkhawatirkanmu jika terjadi apa- apa. Sebagai anak, untuk meredam rasa khawatir mereka, berusaha lah untuk selalu menjadi anak baik- baik.
Kamu boleh menjadikan siapapun sebagai inspirasi gaya hidupmu, tapi pastikan tetap di jalur positif dan tidak membuat orang tuamu kecewa ya..
8. Yakin Kamu Benar- Benar Bahagia atau Cuma Semu?
Ini pertanyaan penting yang perlu kamu tanyakan ke hati kamu, guys. Ikut- ikutan orang lain, meskipun itu sahabatmu sendiri, tidak selalu membahagiakan tapi justru bisa membuat kamu merasa aneh dan ada yang salah dengan dirimu.
Kamu sadar kamu punya tanggung jawab yang lain atau merasa kalau itu sebenarnya nggak kamu banget. Kalau sudah seperti ini, ketawa- ketiwi yang kamu jalani selama ini jangan- jangan uma kesemuan semata?