Geger Rumah Pindah Tempat dalam Semalam di Ngawi, Ini Kisah Mistisnya
Warga dari berbagai daerah datang ke Desa Mengger, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, usai pengakuan mengejutkan seorang warga yang memindahkan rumahnya sendirian.
Kepala Dusun (Kadus) Mengger, Sudadi menyebut desanya ramai usai pengakuan warganya yang bernama Giman di media sosial viral. Giman mengaku berhasil memindahkan dan mengangkat rumahnya seorang diri dan dalam waktu yang singkat.
Sebelum aksi yang kental dengan mistis ini menggegerkan desa, Giman memang diketahui sedang membangun rumah. Rumah berdinding kayu ini belum selesai dan butuh beberapa perbaikan. Sementara itu, ada pondasi yang tengah disiapkan.
Sepengetahuan Sudadi, rumah milik Giman ini terdiri dari dua bagian, yaitu depan dan belakang. Sebelumnya, rumah ini memang belum dipindahkan. Oleh warga, Giman diminta untuk mempekerjaan orang agar bisa mengangkat dan menggeser rumah dengan gaya limasan tersebut.
“Sama warga memang disuruh untuk mborongke. Ternyata banyak orang yang tidak sanggup,” ungkapnya seperti dikutip Solopos.com.
Giman Pindahkan Rumah Seorang Diri
Karena tak ada tetangganya yang bisa membantu memindahkan rumahnya, Giman akhirnya berinisiatif memindahkannya sendiri. Awalnya Giman menggunakan dongkrak untuk memindahkan rumah. Namun bukannya membantu, ini justru membuat rumah menjadi rusak.
Lalu pada tanggal 25 Juni 2020, sekitar pukul 23.00, Giman mencoba memindahkan rumahnya kembali. Setelah sekitar satu setengah jam, rumah ini sudah bergeser dan naik setinggi 130 cm.
Rumah dengan jumlah tiang sebanyak 20 tiang ini posisinya sudah lebih tinggi dibandingkan rumah di depannya. Masyarakat setempat kaget dengan kejadian ini. Rumah sudah bergeser dengan sendirinya.
“Saat memindah ya Giman sendiri. Tidak ada yang tahu. Itu yang membuat ini menjadi viral,” ungkapnya.
Sudadi menyebut jika kejadian ini memang di luar rasionalitas. Pasalnya, malam hari di saat pemindahan rumah ini, tidak ada warga yang membantu. Apalagi pemindahan rumah ini hanya butuh waktu sekitar satu setengah jam.
Tidak heran, warga setempat beranggapan kalau Giman memindah rumah itu dengan dibantu oleh jin. Terlebih, rumah bergaya limasan dengan 20 tiang ini biasanya membutuhkan tenaga sekitar 40 sampai 50 orang untuk mengangkat dan memindahkan.
Saat berbincang dengan wartawan di rumahnya pada Kamis (9/7) lalu, Giman mengaku seolah- olah ada banyak orang yang membantunya.
“Jadi di pikiran itu seolah-olah saya mengeluarkan banyak orang. Orang-orang yang membantu saya itu berbeda-beda wajahnya. Ada banyak orang, tapi beda-beda wajahnya. Seperti orang gotong royong memindah rumah,” katanya.
Mengingatkan Kisah Roro Jonggrang
Kejadian mistis ini pun mengundang pertanyaan banyak pihak. Ada juga yang menyamakan Giman seperti kisah Roror Jonggrang meminta Bandung Bondowoso untuk membangun candi dalam semalam.
Tetangga Giman, Suharto, menyebut kalau rumah milik Giman ini bergeser dalam semalam secara ajaib. Tidak diketahui kapan bergesernya, tapi tiba- tiba sudah tergeser.
“Ini tiba-tiba rumahnya naik. Saya yang rumahnya deket saja tidak dengar rumah ini digeser,” ungkapnya, seperti dikutip Solopos.com.
Untuk memindahkan rumah seperti itu, warga berpendapat kalau setidaknya dibutuhkan orang satu RT. Itu pun seluruh genteng rumah harus diturunkan lebih dulu, baru kemudian dipindah. Jika tidak, genteng bisa hancur bersamaan.
“Tetapi ini gentengnya masih utuh semua. Ini secara rasional sulit. Dipikir secara nalar juga tidak ketemu,” ungkap Kadus Sudadi.
Ia menyebut hanya 17 genteng bagian belakang dan tujuh genteng bagian depan yang mengalami kerusakan selama masa pemindahan.
Ramai Pengunjung karena Unsur Gaib
Karena dipercaya ada unsur mistis, warga pun ramai mendatangi rumah ini. Banyak yang penasaran seperti apa penampakan rumah yang dikabarkan bisa bergeser dengan bantuan kekuatan gaib ini.
Karena semakin banyaknya warga yang datang ke lokasi, Sudadi lantas menerjunkan tim pengamanan untuk mengatur warga yang datang berkunjung. Pengunjung diwajibkan mengenakan masker dan melalui pengecekan suhu tubuh.