Kisah Miris Cicit RA Kartini, Bekerja Sebagai Tukang Ojek Hingga Tinggal di Rumah Bantuan Pemerintah
Fakta mengenai kisah nelangsa cicit RA Kartini banyak orang ketahui sejak beberapa tahun lalu. Tepatnya pada peringatan Hari Kartini pada 2018 silam. Seperti HaloGeet.com kutip dari Wikipedia, RA Kartini berasal dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa, yang lahir pada 21 April 1879.
Wanita bernama lengkap Raden Ayu Kartini Djojo Adhiningrat ini dijodohkan dengan Bupati Rembang, K.R.M Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningra yang lahir pada 13 September 1904.
Kehidupan Keluarga R.A Kartini
Beberapa hari usai melahirkan, tepatnya 17 September 1904, Kartini tutup usia di usia 25 tahun.
Putra Kartini, Soesalit Djojoadhiningrat kemudian menikah dengan seorang wanita bernama Siti Loewijah. Dari pernikahan ini, mereka mendapat karunia seorang putra bernama Boedi Soesalit yang merupakan cucu Kartini satu- satunya.
Cucu Kartini, Boedi Soesalit kemudian menikah dengan seorang wanita bernama Sri Bidjatini, dan mempunyai lima orang anak. Dari kelima cicit ini, cicit yang bernama Kartini adalah yang bernama Kartini mempunyai kehidupan yang ekonominya relatif lebih baik.
Cicit yang bernama Kartono dan Samimum berprofesi sebagai tukang ojek. Sedangkan Rukmini telah ditinggal mati suaminya. Kehidupan ekonomi Rukmini sendiri juga sangat memprihatinkan. Cicit yang paling muda Rachmat telah meninggal dunia menurut informasi dari pihak keluarga.
Selain itu, para cicit Kartini tidak tinggal di tanah kelahiran nenek buyut mereka, melainkan di rumah bantuan pemerintah di daerah Parung, Bogor.
Sayangnya, kabar terakhir yang bereda menyebut bahwa mereka diminta untuk meninggalkan rumah bantuan pemerintah setelah kematian sang ayah karena dianggap sudah tidak berhak lagi.
Referensi : tirto, historia, wikipedia