Naik Kelas Nih! 9 Santapan yang Dulu Identik dengan Makanan Orang Susah
Bicara tentang kasta, pasti pikiran kita akan mengerucut pada si kaya dan si miskin. Kasta ini sendiri merupakan bentuk stratifikasi sosial yang ditandai dengan pewarisan status sosial secara turun temurun dan disertai dengan penetapan peran sosial, pekerjaan, aturan perkawinan dan norma dalam sistem kelompok tersebut.
Kasta kerap diikuti dengan serangkaian gaya hidup. Misalnya saja gaya hidup orang kelas bawah akan berbeda dengan orang kaya. Sama halnya dengan pilihan makanan yang melengkapi gaya hidup. Pizza contohnya.
Jauh sebelum ngehits dengan beragam toping yang menggoda seperti sekarang, pizza dianggap sebagai makanan untuk orang- orang dari golongan ekonomi menengah ke bawah.
Pasalnya, pizza original, yaitu pizza margherita memang hanya menggunakan tomat, keju, dan basil yang sama sekali tidak istimewa. Setelah topping pizza mulai beragam jenisnya, makanan ini mulai populer di semua kalangan.
Makanan yang Kini Dianggap Naik Kasta
Sama halnya dengan makanan dari Indonesia yang dulunya identik dengan citra orang susah ini. Deretan makanan ini dulu sering disebut sebagai santapan orang miskin. Namun kini dianggap sudah naik kasta dan menjadi sajian di banyak restoran.
1. Kerupuk Melarat
Kerupuk melarat sering disebut dengan kerupuk pasir dan ada juga yang menyebutnya kerupuk upil. Masyarakat Cirebon sendiri familiar menyebutnya dengan nama kerupuk melarat. Disebut begitu karena makanan ini memang terbuat dari bahan yang murah meriah.
Kerupuk melarat ini sendiri dibuat dari singkong dan digoreng dengan pasir. Tidak perlu menggunakan minyak sehingga hemat biaya.
Kerupuk ini sering disantap dengan saus petis kental yang sudah dicampur kanji atau dengan saus asam pedas. Yang menarik, kerupuk melarat kini juga banyak dijual di pusat oleh- oleh, terutama di daerah Cirebon.
2. Sate Kere
Sate Kere adalah salah satu kuliner yang cukup populer di Solo dan Yogyakarta. Makanan ini dulu sering disebut sebagai makanan orang miskin. Makanan ini dibuat dari bahan- bahan murah yang populer, seperti tempe gembus dan lemak sapi.
Sate kere kini telah menjadi salah satu jajanan kaki lima populer dengan variasi bahan jeroan seperti usus dan babat. Sate ini semakin populer usai menjadi jajan favorit keluarga presiden Joko Widodo.
3. Ikan Asin
Ikan asin dulunya sering diidentikkan dengan makanan orang susah. Siapa sangka lauk pauk ini sekarang menjadi sajian nikmat di restoran mewah. Meski begitu, citra rasa ndeso yang menjadi ciri khasnya tetap dipertahankan.
Pada dasarnya, sebagian besar ikan asin memang dibuat dari ikan berkualitas rendah yang tidak laku dijual. Ikan ini kemudian diawetkan dengan garam agar bisa dikonsumsi dalam waktu lama.
Ada juga ikan- ikan asin yang dibuat dari bahan ikan berkualitas. Namun jenis ini tidak begitu banyak dan harganya jauh lebih mahal di restoran.
4. Tiwul
Tiwul juga identik dengan makanan orang kurang mampu jaman bahula. Warga Gunung Kidul, Wonogiri, dan beberapa daerah lain di Jawa kerap mengkonsumsi tiwul dicampur dengan nasi.
Tiwul ini sendiri adalah sumber karbohidrat pengganti beras yang terbuat dari singkong, Makanan ini dikonsumsi sebagai jenis panganan tradisional yang kini juga dikemas dalam tampilan lebih modern.
5. Genjer
Genjer juga dulu sering disebut sebagai makanan orang miskin. Jenis sayuran ini sendiri adalah makanan rumahan yang sangat disukai banyak orang.
Namun, banyak orang menyantap hidangan ini karena sudah kepepet. Saat tak ada yang bisa disantap, warga biasanya akan turun ke sawah atau sungai untuk mencari sayuran ini.
Genjer ini sendiri sebenarnya termasuk jenis gulma yang dianggap mengganggu tanaman ladang. Tampilannya mirip dengan eceng gondok, namun tidak mengapung di air.
6. Yuyu Sawah
Yuyu sawah dulu kerap diburu untuk makanan saat keluarga tidak bisa membeli lauk di pasaran. Setelah mendapatkan yuyu, kemudian akan diolah dengan bumbu masakan rumahan untuk menyajikan makanan yang nikmat.
Yuyu sawah ini sendiri merupakan salah satu jenis dari kepiting. Kini makanan ini bersama kepiting yang lebih berkualitas lainnya banyak disajikan di restoran untuk disantap kapan saja.
7. Keladi/ Talas
Tanaman talas atau keladi mempunyai batang yang tebal dengan tekstur lunak. Bagian tanaman yang disebut dengan lontong ini biasanya akan diolah menjadi tumisan atau sayur bobor.
Saat dimasak, rasa lompong ini sebenarnya cukup lezat, namun juga bisa mengakibatkan gatal di lidah atau tenggorokan untuk beberapa orang karena kandungan getahnya. Itulah mengapa batang dari umbi keladi yang sudah dipanen ini biasanya lebih sering dijadikan sebagai makanan ternak atau pupuk.
8. Singkong
Singkong adalah makanan tradisional yang bisa diolah ke dalam berbagai jenis makanan. Daunnya sendiri bisa digunakan untuk membuat sayuran daun singkong, dan umbinya bisa dikonsumsi dengan cara direbus, dan digoreng.
Di era modern ini, singkong banyak digunakan sebagai bahan utama membuat keripik dan bahkan disulap menjadi snack kekinian yang sangat digemari banyak orang.
9. Bekicot
Bekicot sering dianggap binatang menjijikkan karena sering ditemukan di selokan atau parit. Hewan mollusca satu ini juga sering dianggap hama karena memakan daun tanaman di kebun dan ladang.
Di satu sisi, bekicot juga disantap sebagai lauk setelah melalui proses memasak yang cukup panjang. Bekicot harus dikeluarkan dari cangkangnya lebih dulu, lalu digosok bersama cuka dan garam. Selanjutnya, bekicot masih harus direbus dengan air kapur sirih sebelum diolah lebih lanjut.
Yang menarik, kini ada banyak restoran yang turut menyajikan bekicot di salah satu menunya. Ini adalah bukti bahwa bekicot pun kini sudah naik kelas.