Studi : Orang yang Teliti Lebih Panjang Umur
Ada banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan dan panjang umurnya seseorang. Salah satu studi mengungkap kalau orang teliti lebih panjang umur.
Beberapa studi menemukan adanya keterkaitan antara kepribadian, sistem kekebalan tubuh, dan dampaknya untuk kesehatan jangka panjang.
Pola Perilaku Berdampak pada Kesehatan
Pada dasarnya, kesehatan seseorang berkaitan dengan perilaku kebiasaan yang mereka lakukan. Mereka yang sehat dan bugar biasanya akan terikat dengan perilaku yang berkaitan dengan kesehatan. Misalnya saja kebiasaan minum alkohol yang rendah, tidak merokok, diet makanan sehat, dan melakukan aktivitas fisik untuk menjaga kebugaran.
Namun, terkait dengan usia panjang, sebuah penelitian menunjukkan hasil yang menarik. Selain faktor kesehatan, ternyata ketelitian seseorang juga ada kaitannya dengan panjangnya usia seseorang.
Orang yang Lebih Teliti Cenderung Berumur Panjang
Sebuah meta-analisis mengungkap bahwa seseorang yang mendapat nilai terendah dalam ketelitian mempunyai resiko kematian 1,4 kali lebih tinggi daripada mereka yang memperoleh nilai tinggi. Bahkan, setelah menyesuaikan perilaku kesehatan, status perkawinan dan pendidikan.Sebuah ini bahkan tetap stabil setelah peneliti menyesuaikan dengan perilaku kesehatan, status perkawinan dan pendidikan.
Studi lain juga mengungkap bahwa ketelitian seseorang berkaitan dengan tingkat interleukin 6 (IL-6) lebih rendah beredar di tubuh. Peneliti menyebut hal ini sebagai faktor yang berkontribusi pada efek kesehatan jangka panjang dan resiko kematian dini.
Para ilmuwan menyadari bahwa ketelitian seseorang cenderung meningkatkan umur panjang, kendati belum diketahui penyebabnya secara akurat.
Grup penelitian yang dipimpin oleh University of Limerick dengan kemitraan bersama West Virginia University, Humboldt University, dan Florida State University berupaya mengungkap kaitan CPR & IL-6 lebih lanjut. Grup studi ini berupaya menemukan cara ciri kepribadian berdampak pada CPR dan IL-6, serta hubungannya dengan peluang hidup seseorang.
Mereka dengan Tingkat Kesadaran Tinggi Punya Resiko Kematian Lebih Rendah
Melansir dari Medical News Today, peneliti mempelajari pola jalur antara ciri- ciri kepribadian, faktor IL-6, CPR dan resiko kematian pada 957 peserta dewasa dari studi Midlife Amerika Serikat (MIDUS).
Dalam penilaian kepribadian dengan skala MIDUS, peneliti akan menilai peserta dari kecenderungannya terhadap kepribadian tertentu dengan menjawab pertanyaan pada skala Likert empat poin.
Selanjutnya, peneliti akan mengambil sampel darah dari peserta dan mengukur tingkat biomarker inflamasi CPR dan IL-6. Mereka akan mencatatkan variabel dan karakteristik yang berpotensi mempengaruhi hasil studi. Hal ini termasuk usia, jenis kelamin, pendidikan, ras, kondisi kronis, kebiasaan merokok, pengobatan dan aktivitas fisik.
Hasilnya, tim peneliti menyimpulkan bahwa partisipan dengan skor kesadaran lebih tinggi cenderung mempunyai resiko kematian yang lebih rendah. Data mengungkap bahwa setiap standar deviasi dari kesadaran yang lebih tinggi berkaitan dengan resiko kematian 35 persen lebih rendah.
IL-6 sendiri menyumbang 18 persen terjadinya hubungan ini usai sepenuhnya menyesuaikan model penelitian. Ilmuwan juga tidak menemukan bukti bahwa CPR bertindak sebagai mediator langsung antara resiko kematian dan kesadaran.
Pada akhirnya, studi ini menunjukkan bahwa kesadaran atau ketelitian seseorang yang lebih tinggi berpotensi menurunkan tingkat IL-6 dalam tubuh. IL-6 dalam tubuh sendiri berkaitan dengan faktor yang membuat seseorang lebih panjang umur.