Type to search

Pengembangan Diri

Apa itu Generasi Sandwich, Jenis, Tantangan dan Solusinya

Mengenal apa itu generasi sandwich

Pernahkah kamu mendengar tentang Generasi Sandwich? Jika tidak familiar dengan istilah ini, kamu mungkin pernah mendengar cerita tentang seseorang yang bekerja sambil terus menjadi tulang punggung untuk orangtua atau saudaranya.

Kisah tentang generasi sandwich ini memang relatif marak di Indonesia. Selain harus pintar mengatur keuangan untuk diri sendiri, mereka yang mendapat label ini juga harus pintar mengatur keuangan untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga lainnya. Jangankan menabung, mereka bahkan sering kehabisan uang sebelum gajian selanjutnya. Sedih, ya?

Pengertian Generasi Sandwich

Generasi sandwich adalah istilah yang merujuk pada generasi yang berada di tengah-tengah antara mengurus orang tua dan anak-anak mereka secara bersamaan. Mereka disebut sebagai generasi sandwich karena berada “diapit” oleh tanggung jawab merawat dua generasi sekaligus.

Dalam bahasa Indonesia sendiri, istilah ini juga kerap disebut dengan istilah generasi roti lapis, generasi roti apit, generasi roti jepit, generasi terhimpit, generasi terapit, atau generasi terjepit.

Generasi sandwich biasanya berusia 30-50 tahun. Mereka adalah orang tua dengan anak yang masih kecil atau remaja, sekaligus juga harus merawat orang tua mereka yang sudah lanjut usia. Tidak jarang, mereka ikut menanggung beban hidup saudara yang lain juga.

Ciri- ciri dan Karakteristik Generasi Sandwich

Mereka yang tergolong ke dalam generasi roti apit ini umumnya dapat kita ketahui karakteristik dan ciri- cirinya.

Karakteristik

Umumnya, karakteristik dari mereka yang menjadi generasi roti apit ini antara lain :

  • Memiliki orang tua yang sudah lanjut usia dan membutuhkan perawatan.
  • Memiliki anak yang masih kecil atau remaja yang masih bergantung secara finansial.
  • Bertanggung jawab merawat dan memenuhi kebutuhan kedua generasi tersebut.
  • Seringkali merasa terbebani dan stres karena harus membagi perhatian.
  • Mengalami tekanan finansial karena biaya hidup bertambah untuk merawat orang tua dan anak.

Peran dan Tanggungjawab

Selanjutnya, generasi roti apit ini juga mempunyai peran dan tanggungjawab sebagai berikut :

  • Merawat kesehatan dan kebutuhan orang tua sehari-hari.
  • Memenuhi kebutuhan anak-anak, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga kebutuhan sehari-hari.  
  • Menyeimbangkan karir dan keuangan keluarga di tengah kedua tanggung jawab tersebut.
  • Memberikan dukungan emosional kepada orang tua dan anak-anak.
  • Mengambil keputusan medis dan keuangan untuk orang tua.
  • Menjadi penengah antara dua generasi yang berbeda.

Dengan peran ganda tersebut, generasi sandwich menjadi figur penting yang menjembatani kebutuhan orang tua dan anak dalam satu keluarga. Di sisi lain, hal ini juga menimbulkan tekanan tersendiri bagi mereka.

Mengenal Jenis Generasi Sandwich

Jenis generasi sandwich

Jenis Generasi Sandwich ini sendiri umumnya terbagi ke dalam tiga jenis. Apa saja? Simak berikut ini : 

1. Traditional Sandwich Generation (Generasi Sandwich Tunggal)

Generasi sandwich tunggal merujuk pada situasi dimana seseorang bertanggung jawab merawat satu generasi tua dan satu generasi muda. Misalnya, seorang anak tunggal yang merawat orang tua, pasangan dan anak-anaknya.

Jenis sandwich generation ini umumnya merupakan yang paling umum kita temui di Indonesia.Tantangan utama generasi sandwich tunggal adalah tekanan keuangan karena harus menanggung biaya hidup tiga generasi sekaligus. Selain itu, mereka harus membagi waktu antara merawat anggota keluarga dari generasi muda dan tua. 

Baca Juga :  10 Perusahaan Terbaik dengan Wawancara Kerja Paling Sulit

2. Generasi Sandwich Ganda

Generasi sandwich ganda mengacu pada situasi dimana seseorang bertanggung jawab merawat dua generasi tua dan satu generasi muda. Misalnya, pasangan suami-istri yang merawat orang tua masing-masing dan anak-anak mereka.

Beban generasi sandwich ganda lebih berat karena harus merawat empat generasi keluarga. Mereka umumnya menghadapi masalah kesehatan orang tua yang makin memburuk dan masalah keuangan karena harus membiayai kebutuhan lebih banyak anggota keluarga.

3. Club Sandwich Generation (Generasi Sandwich Cub)

Generasi sandwich club memiliki beban yang lebih besar daripada dua jenis sandwich di atas. Jenis generasi ini merujuk pada kelompok orang yang menanggung beban merawat generasi di atas orangtuanya dan di bawah mereka, meskipun tidak terkait secara langsung.

Contohnya adalah seseorang yang ikut membantu memenuhi kebutuhan orangtuanya, kakek nenek, anak, keponakan, hingga cucu dari keluarga besar.

Tantangan utama generasi sandwich club adalah kurangnya dukungan emosional dan finansial karena mereka bukan anggota keluarga inti. Meski begitu, mereka tetap memilih membantu karena rasa tanggung jawab moral.

4. Open-faced Sandwich Generation

Jenis sandwich generation terakhir adalah Open-faced, yang merujuk pada generasi orang- orang dewasa yang belum mempunyai anak. Dengan begitu, mereka mendapat tanggungjawab untuk membantu perekonomian orangtuanya atau bisa juga saudara- saudara kandungnya.

Meski sekilas tampak lebih ringan daripada tipe tradisional dan klub, mereka juga merasakan tekanan dalam hal finansial. Sisi positifnya, mereka punya kesempatan untuk mempersiapkan diri dalam pengelolaan keuangan yang lebih baik saat mempunyai anak suatu hari nanti.

Tantangan yang Dihadapi Generasi Sandwich

Generasi sandwich menghadapi berbagai tantangan karena harus mengurus anak-anak dan orang tua sekaligus. Beberapa tantangan utama yang biasanya mereka alami adalah :

1. Tekanan Finansial

Secara finansial, generasi sandwich menanggung beban ganda karena harus membiayai kebutuhan anak-anak dan orang tua secara bersamaan. Biaya pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan sehari-hari anak membutuhkan anggaran tertentu.

Di saat yang sama, biaya perawatan kesehatan dan kebutuhan sehari-hari orang tua juga perlu mereka tanggung. Tekanan finansial ini bisa sangat berat bagi generasi sandwich.

2. Konflik Peran

Generasi sandwich harus memainkan banyak peran sekaligus. Di satu sisi mereka adalah orang tua bagi anak-anak, di sisi lain mereka sekaligus menjadi “orang tua” bagi orang tua mereka sendiri. Peran ganda ini dapat menyebabkan konflik dan tekanan psikologis karena kesulitan membagi waktu, perhatian, dan sumber daya. 

3. Masalah Kesehatan Fisik dan Mental

Tekanan finansial dan konflik peran yang dialami generasi sandwich berisiko menimbulkan masalah kesehatan fisik seperti gangguan tidur, sakit kepala, dan masalah pencernaan. Masalah kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan burnout juga rentan dialami. Ini dikarenakan tuntutan yang berat dan kurangnya waktu untuk diri sendiri.

Baca Juga :  5 Buku yang Wajib Kamu Baca Saat Ingin Berdamai dengan Diri Sendiri dan Masa Lalu

Dampak Generasi Sandwich bagi Keluarga

Generasi sandwich membawa dampak yang signifikan bagi stabilitas dan dinamika keluarga. Beberapa dampak utama adalah:

1. Stabilitas Keuangan

Memenuhi kebutuhan orang tua dan anak secara bersamaan dapat mempengaruhi stabilitas keuangan keluarga sandwich. Pendapatan terbagi untuk merawat anak sambil juga mendukung kebutuhan orang tua.

Selain itu, biaya hidup yang semakin tinggi membuat generasi sandwich kesulitan menabung atau berinvestasi untuk masa depan. Hal ini berisiko membuat masa pensiun menjadi tidak aman secara finansial.

2. Dinamika Hubungan

Dinamika hubungan antar anggota keluarga dapat menjadi rumit. Generasi sandwich berusaha menyeimbangkan peran sebagai orang tua dan anak dalam waktu bersamaan.

Munculnya stress dapat memicu konflik antar pasangan suami istri dalam mengatur prioritas keluarga. Peran sebagai caregiver juga dapat mempengaruhi hubungan dengan orang tua yang dirawat.

3. Kesejahteraan Anggota Keluarga

Kesejahteraan fisik dan mental generasi sandwich rentan menurun akibat beban ganda yang ditanggung. Gejala stres dan depresi sering muncul.

Anggota keluarga yang membutuhkan perawatan juga berisiko mengalami penurunan kesehatan fisik dan mental karena kurang mendapatkan perhatian optimal. Selain itu, anak-anak generasi sandwich berpotensi kurang mendapatkan waktu berkualitas. Pasalnya, orangtua juga terlibat kesibukan merawat orang tua dan memenuhi kebutuhan finansial keluarga.

Dampak Generasi Sandwich bagi Masyarakat

Fenomena generasi sandwich juga memberikan dampak yang cukup signifikan bagi masyarakat. Beberapa di antaranya adalah:

1. Bonus Demografi

Adanya generasi sandwich berpotensi mengurangi bonus demografi di Indonesia. Bonus demografi merupakan keuntungan ekonomi akibat proporsi penduduk usia produktif lebih besar dibandingkan penduduk usia non-produktif.

Namun dengan semakin banyaknya generasi sandwich, sebagian besar penduduk usia produktif justru disibukkan dengan merawat anak dan orang tua mereka. Hal ini berakibat pada berkurangnya tenaga kerja produktif.

2. Produktivitas Kerja 

Produktivitas kerja generasi sandwich berpotensi menurun akibat harus membagi perhatian untuk merawat anak dan orang tua. Kondisi ini membuat generasi sandwich rentan mengalami stres dan kelelahan fisik maupun mental yang berdampak pada turunnya produktivitas. Produktivitas yang rendah tentu akan berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi dan daya saing bangsa.

3. Jaminan Sosial

Beban ekonomi dan perawatan yang ditanggung generasi sandwich berisiko tidak tercover oleh jaminan sosial dari pemerintah maupun perusahaan. Sebagian besar program jaminan sosial baru mencakup satu tanggungan, baik anak maupun orang tua.

Kenyataannya, generasi sandwich harus menanggung dua beban sekaligus. Kondisi ini memperparah tekanan ekonomi dan psikologis mereka yang terlibat.

Tips Mengatasi Tantangan Generasi Sandwich

Generasi sandwich seringkali merasa kewalahan menghadapi tuntutan merawat anak-anak dan orang tua sekaligus. Oleh karena itu, sangat penting bagi mereka untuk memiliki strategi dalam mengelola stres dan tugas yang ada.

Beberapa tips yang dapat kamu lakukan adalah:

Baca Juga :  Buat Kamu yang Baperan, Coba lah 6 Cara Ini untuk Melatih Kesabaran

1. Mengelola Stres

Beberapa tips yang bisa kamu terapkan antara lain :

  • Lakukan olahraga teratur untuk menjaga kesehatan mental dan fisik. Olahraga dapat mengurangi stres dan membuat Anda lebih tenang.
  • Luangkan waktu untuk diri sendiri. Gunakan waktu ini untuk melakukan hobi atau aktivitas yang disukai. Ini penting untuk menjaga keseimbangan.
  • Bermeditasi atau melakukan yoga. Ini dapat membantu meredakan pikiran dan tubuh.
  • Berbagi cerita dan mencari dukungan dari keluarga atau teman dekat.
  • Jika perlu, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan konselor atau psikolog.

2. Mengatur Keuangan

Tips yang dapat kamu terapkan antara lain :

  • Susun anggaran bulanan untuk mengelola pengeluaran dengan baik. Pisahkan kebutuhan dan keinginan. 
  • Pertimbangkan asuransi kesehatan atau asuransi perawatan jangka panjang untuk meringankan beban biaya.
  • Investasikan uang dengan bijak untuk masa depan. 
  • Cari tahu apakah tersedia bantuan keuangan dari pemerintah atau lembaga sosial.

3. Membagi Tanggung Jawab

Tips yang dapat kamu terapkan misalnya :

  • Diskusikan dengan anggota keluarga lainnya untuk membagi tugas merawat orang tua atau anak.
  • Jika memungkinkan, libatkan perawat profesional atau asisten rumah tangga.
  • Bergabung dengan komunitas pendukung seperti kelompok dukungan generasi roti apit untuk berbagi cerita dan strategi.
  • Pelajari keterampilan merawat orang tua dan anak, seperti parenting skills, perawatan lansia, dan sebagainya.

Dengan menerapkan strategi di atas, generasi roti apit dapat lebih mengelola tuntutan ganda yang dihadapinya. Pengaturan waktu, keuangan, dan dukungan menjadi kunci agar tidak terbebani.

Kesimpulan

Menjadi bagian dari generasi sandwich memang bisa sangat melelahkan fisik dan mental. Pasalnya, mereka yang termasuk ke golongan sandwich ini harus menanggung beban merawat anak-anak dan orang tua secara bersamaan. Tidak jarang, mereka juga masih terbebani merawat anggota keluarga yang lain.

Para generasi roti apit ini menghadapi berbagai tantangan seperti tekanan finansial, stres, dan kurangnya waktu pribadi. Dampaknya dirasakan baik oleh keluarga maupun masyarakat. Oleh karena itu, generasi sandwich perlu mendapat dukungan untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut.

Beberapa strategi yang dapat dilakukan antara lain mengelola keuangan dengan bijak, membagi tugas merawat, meluangkan waktu untuk diri sendiri, dan mencari dukungan dari keluarga maupun komunitas. Dengan persiapan dan dukungan yang tepat, generasi sandwich dapat melewati masa-masa ini dengan baik.

Pesan utama untuk kamu yang menjadi seorang sandwich adalah jangan ragu untuk meminta bantuan. Keluarga, teman, dan masyarakat perlu memberi dukungan agar generasi sandwich dapat melewati tantangannya dengan tenang. Kita semua dapat berkontribusi untuk meringankan beban generasi roti apit ini.

Comments

comments

Tags:
0 Shares
Share via
Copy link
Powered by Social Snap