Type to search

Story

Ibu, Jangan Banding- Bandingkan Aku.. Aku Memiliki Progress ku Sendiri

Kisah : Ibu jangan bandingkan aku dengan

Pedih rasanya jika mengingat kalimat- kalimat itu. Aku memang belum berhasil, dan hatiku terus memberontak ketika ibu kekeuh membandingkan aku dengan saudara- saudaraku dan teman- temanku.

Apakah aku pantas dilabeli gagal? Apakah aku pantas dilabeli malang?

Hanya karena aku belum bisa memiliki usaha sendiri dan mencapai misi yang orang tua idam- idamkan.

Setiap orang memiliki progress yang berbeda- beda. Bahkan bayi pun secara alami memiliki pertumbuhan yang sangat berbeda. Ada yang sudah bisa berjalan sebelum usia satu tahun, tapi ada juga yang baru bisa berjalan ketika hampir menginjak usia 2 tahun.

Ada yang sudah lincah berbicara di usia 2 tahun, ada yang beru bisa mengeluarkan kata pertamanya di usia tiga tahun lebih.

Berhak kah kita melabeli perbedaan pertumbuhan ini dengan label ‘autis’ atau berprasangkan yang bukan- bukan? Tidak! Hal seperti ini bisa sangat alami terjadi.

Setiap orang diciptakan berbeda, Bu, yakin lah itu. Aku yang belum berhasil ini tidak menunjukkan kegagalanku, hanya progress ku lebih lambat. Tapi lihat lah aku.. Tidak sedikit pun aku merengek kepadamu ketika aku merasa butuh, karena aku pun paham kondisimu.

Pernah kah kau mendengar aku mengeluh, Bu? Tidak, sedikit pun tidak! Karena aku selalu percaya bahwa mengeluh tidak pernah menyelesaikan masalah.

Aku pun tidak akan pernah membiarkan telinga mu berdengung mendengar keluh kesahku. Bagiku cukup, aku pun bisa merasakan bebanmu. Biar lah aku mereguknya sendiri, menelannya sebagai materi ku untuk bersabar dan belajar dalam hidup yang tak semudah masa sekolah.

Namun sekali aku mengeluh, ku simpan sendiri dalam hati, berbicara pada sukma ku bahwa aku sudah benar- benar lelah. Lelah karena tak hentinya kau meneriakkan kegagalan ku dan kemalangan ku.. pada orang- orang di sekitarku. Aku baik- baik saja.. aku tidak suka dibicarakan, apalagi oleh orang tua sendiri.

Aku akan menemukan jalan ku. Bersusah payah tak apa, karena setiap orang memang ada masanya. Aku mungkin tidak cepat sukses seperti yang lain, karena pendidikan ku tak cukup tinggi, beban dan pikiran ku kerap terasa berat dan sesak. Tapi ketika aku sukses nanti, apa pun yang kau inginkan akan aku berikan. Itu pasti. Tuhan pun ikut mendengar janji ku itu, Bu.

Tak mengapa aku tak dekat denganmu, Bu. Tak apa kau tak bertutur manis pada ku, Bu. Aku yakin kau pun mendoakan ku. Hanya saja, berhenti lah meratapi kegagalan ku, seolah- olah aku sangat menderita dan akan begini selamanya.

Aku sedang berjuang. Ibu cukup diam saja, tidak perlu terlalu mengkritisi. Lihat aku dari jauh dan tersenyum  lah sesekali untuk menyemangatiku. Bagiku itu akan sangat melegakan.

Aku tak pernah menyesal lahir dari keluarga biasa saja, sekali pun tidak. Aku yakin aku pasti sukses dengan jalan yang ku pilih. Sesekali aku mengabaikan nasehatmu, Bu. Bukan berarti tak patuh, aku hanya ingin mengikuti kata hatiku.

Aku hanya ingin berjalan di jalan yang kupercayai, yang meski berkelok dan kadang membawaku ke ‘neraka’, tapi membuatku banyak belajar. Aku tidak pernah menyesal, meski terbentur dan jatuh berkali- kali.

Berhenti, bu. Aku tidak ingin mendengar kau membanding- bandingkan aku lagi dengan yang lain. Cukup lihat aku dari jauh, sambil berdoa dan membiarkan aku berjuang di jalan yang aku yakini.

Putri mu ini adalah seorang wanita hebat. Ia punya rasa percaya diri yang kuat dan kepribadian yang mantap. Tanpa harus bergantung pada lelaki kaya, ia yakin bisa mengubah dunia.

Setidaknya dunia tempat ia berasal, atau dunia yang menjadi miliknya sendiri. Bangga lah padanya, yang meskipun progress nya lambat, suatu saat akan membuktikan janjinya.

Baca Juga :  Ibu yang Dikirim oleh Tuhan untuk Menjagaku

Comments

comments

Tags:

You Might also Like

0 Shares
Share via
Copy link
Powered by Social Snap