Terlalu Aktif Bergaul Bisa Bikin Boros dan Mudah Berhutang, Kok Bisa?

Benarkah orang- orang yang aktif bergaul cenderung lebih boros dan mudah berhutang? Banyak yang menyebut bahwa kalimat ini cukup menggambarkan kondisi masyarakat sekarang yang sering merasa pendapatannya kurang. Padahal justru mereka sendiri yang kurang cermat mengatur uang.
Seorang perempuan bernama Beth (21 tahun) yang tinggal di Bournemouth, Inggris, mengakut tidak bisa lepas dari “hutang bersosialisasi”. Ia tak kuasa menolak saat teman- temannya mengajak pergi.
Dari aktivitasnya ini, ia banyak menghabiskan uang untuk membeli pakaian, membayar keanggotaan gym dan bersenang- senang di malam hari. Salah satu alasan Beth sulit menolak ini karena dia tidak mau melihat unggahan media sosial kebersamaan teman- temannya tanpa dirinya.
“Itu akan membuatku merasa melewatkannya,” kata Beth.
Terlalu Aktif Bergaul Membuat Kita Jadi FOMO
Masalahnya, pola hidup seperti yang Beth lakukan ini layaknya lingkaran setan untuk diri sendiri. Beth terus menerus membeli barang atau hal melebihi kemampuannya hanya agar tak melewatkan momen bahagia bersama kelompok sosialnya.
Pola hidup seperti ini mendorong orang- orang menjadi FOMO (Fear of Missing Out), alias takut ketinggalan momen dan kabar.
Yang menarik, Beth hanyalah salah satu contoh. Ada banyak Beth- Beth lain yang rela melakukan apa saja agar tidak tertinggal dari teman- temannya.
Menurut studi dari KPMG UK, sebuah perusahaan yang mempunyai spesialisasi di bidang audit, pajak, dan servis penasehat, 52 persen warga Inggris punya hutang karena menggunakan kartu kredit (21 persen), dan overdraft (13 persen) atau meminjang uang dari pasangannya.
Selain itu, ada juga survei dari perusahaan perencanaan finansial, Portafina, yang menemukan satu dari lima warga Inggris menghindari obrolan tentang uang dan 24 persennya mengatakan bahwa teman- teman mereka bisa memberi barang- barang yang tidak bisa mereka beli.
FOMO Berdampak Pada Perubahan Perilaku
Menurut Dr. Roz Halari, konsultan psikolog klinis dari Cardinal Clinic, saat media sosial dan FOMO mengambil peran, alasan orang- orang berhutang bukan hanya untuk bersosialisasi.
Beberapa orang menjadi lebih rentan menghabiskan lebih banyak uang sebagai kondisi psikologis pra-eksistensi atau karakter perilaku. Situasi ini membuat seseorang seolah tidak punya batasan finansial. Banyak orang menjadi overspending, alias menjadi lebih boros.
Selain itu, kondisi psikologis uang juga mempengaruhi perilaku pengeluaran kita.
“ADHD -spontanitas, impulsif, kontrol impuls yang buruk- sering kali mengarah pada pengeluaran berlebih dan akumulasi utang. Fluktuasi suasana hati juga dapat menyebabkan kita mengalami pengeluaran berlebih dan manajemen keuangan yang buruk,” ungkap Halari.
Kepribadian seperti spontanitas, impulsif, obsesifitas, dan faktor- faktor seperti suasana hati yang buruk dan harga diri rendah juga mendorong kita ke perilaku boros. Menurut Halari, mereka kerap berperilaku demikian karena respon kondisi.
Di sisi lain, pengeluaran yang berlebihan dan tabungan bisa menjadi bagian dari kepribadian mereka.
“Memiliki pengeluaran berlebih bisa menjadi candu bahkan obsesi,” tambahnya.
Terlalu Aktif Sosial Bisa Memicu Stres dan Masalah Kesehatan
Mempunyai utang karena faktor sosial juga mengakibatkan stress dan memicu sejumlah masalah kesehatan.
Di tahun 2010 lalu, Royal College of Psychiatrists mengungkap bahwa separuh dari warga dewasa Inggris mengalami masalah hutang dan juga kesehatan mental. Mulai dari suasana hati buruk, kecemasan berlebihan, dsb.
Menolak ajakan teman untuk nongkrong di cafe atau bergabung makan bersama teman- teman mungkin adalah hal yang sulit. Namun selalu ada cara untuk menolaknya dan sedikit berhemat.
Siasat untuk Mengurangi Aktivitas Nongkrong di Luar
Jika aktivitas sosial mulai terasa menguras dompetmu dan berdampak buruk pada kesehatan mental mu, cobalah untuk belajar menolak ajakan tersebut sesekali.
Katakan saja bahwa kamu perlu menyisihkan uang untuk keperluan yang lain. Sesekali kamu akan ikut bergabung nongkrong, tapi tidak setiap waktu.
Kamu tidak perlu menceritakan tentang hutangmu pada siapapun karena siapa yang perlu tahu adalah sepenuhnya hakmu.
Selain itu, mulailah untuk membuat perencanaan budget sehingga kamu tahu berapa uang yang bisa kamu sisihkan untuk nongkrong dan rekreasi. Pastikan budget untuk bersenang- senang tidak melebihi batas pengeluaran yang kamu tentukan.
Belajarlah untuk mengontrol pengeluaran kartu kredit karena jika tidak, ini bisa memperburuk keuangan. Bijaklah pula dalam menyikapi diskon dan flash sale, karena alih- alih berhemat, ini bisa juga membuatmu menjadi lebih boros.
Ada banyak cara yang bisa kamu lakukan untuk meminimalisir hutang karena kebutuhan sosial. Namun, cara terbaik adalah dengan jujur pada diri sendiri dan teman- teman dekatmu.
Tak ada larangan untuk bersosialisasi dan bergaul. Tapi jangan sampai menjadi banyak hutang dan panen masalah karena kamu tidak bisa mengendalikan situasi.