Mengenal Apa itu FOMO, Kecemasan Berlebih Karena Ketinggalan Info

FOMO mungkin sudah menjadi istilah yang nggak lagi asing di telingamu kalau kamu termasuk milenial yang gemar berburu informasi digital. FOMO ini adalah singkatan dari Fear of Missing Out.
Dalam bahasa Indonesia, istilah ini merujuk pada perilaku seseorang yang merasa khawatir secara berlebihan karena ketakutan akan tertinggal trend, berita terkini, atau hal lainnya. Nah FOMO ini sendiri semakin merajalela di gegap gempita era internet dan medsos ini.
Penasaran untuk mengenal apa itu FOMO lebih jauh? Kali ini HaloGeet.com akan menjawab rasa penasaran mu.
Apa itu FOMO?
Pengertian dari FOMO atau Fear of Missing Out adalah sebuah perasaan cemas, atau panik berlebihan yang timbul dalam diri seseorang akibat takut ketinggalan sesuatu yang terbaru. Baik itu berita, tren internet, challenge terbaru, dan hal yang lainnya.
Salah satu penyebab seseorang mengalami FOMO adalah penggunaan media sosial yang berlebihan. Lho kok bisa?
Saat seseorang menggunakan media sosial berlebihan, tanpa disadari ia akan menderita keterikatan dengan apa yang dilihatnya. Mulai dari rutinitas teman, selebriti favorit, gosip yang lagi viral, atau berita- berita yang dianggap penting.
Saat menikmatinya, rutinitas ini perlahan- lahan menimbulkan kecemasan di alam bawah sadar. Kamu mungkin mulai merasa bahwa kehidupan di medsos itu terasa sangat nyata dan ingin menikmati hidup orang lain.
Beberapa pertanyaan mungkin mulai menghantui pikiran. Seperti, “Wahhh enak ya kalau bisa kayak si anu. Bisa traveling terus, makan di resto terus” atau “Duhhh pengen banget punya hidup kayak mereka.”
Kehidupan media sosial memang tampak menyenangkan dan menghipnotis. Meski belum tentu itu benar- benar seindah yang ditampilkan di foto dan untaian caption.
Apesnya, jika dorongan ini tidak dilandasi dengan logika yang masuk akal, bisa jadi kamu melakukan segala upaya untuk menjalani kehidupan ‘ala medsos’ itu. Ini lah yang mendorong kamu untuk takut secara berlebihan saat ketinggalan informasi dan tren. Karena bagimu, itu seperti benar- benar kehidupanmu.

Remaja Paling Banyak Menderita FOMO
Menurut Darlene McLaughlin, asisten profesor Texas A&M Health Science Center College of Medicine, sindrom FOMO ini paling banyak menyerang generasi milenial dan mereka yang berada di usia remaja.
Penelitian di Amerika mengungkap jika ada sebanyak 24% remaja yang menghabiskan waktu mereka di depan smartphone dalam waktu 8-10 jam setiap harinya. Remaja di Indonesia diprediksi mempunyai persentase yang lebih tinggi.
Sedangkan dari sciencedaily.com, manusia di era teknologi kini cenderung mengukur standar hidup mereka berdasarkan unggahan media sosial milik selebgram atau influencer favorit mereka.
Gejala Saat Kamu Menderita FOMO
FOMO cukup menyedihkan dan mendorong seseorang untuk lebih mudah mengalami depresi. FOMO ini bahkan sudah termasuk ke dalam kategori gangguan kejiwaan karena memicu seseorang untuk menjadi seperti orang lain melalui akses media sosial.
Karena pengguna medsos ini didominasi oleh remaja, kelompok ini memang sangat rentan mengalami sindrom Fear of Missing Out ini. Agar kamu bisa waspada, yuk kenali apa saja gejala dari FOMO ini :
1. Tidak Bisa Lepas dari Ponsel
Karena takut tertinggal berita dan tren, seorang FOMO tidak bisa lepas atau jauh- jauh dari ponselnya. Kamu akan selalu khawatir berlebihan saat tidak menggenggam smartphone, bahkan dalam hitungan detik dan menit, seolah kamu akan ketinggalan banyak informasi penting.
Yang lebih parah, ini sampai mempengaruhi produktivitas mu karena kamu kesulitan menghentikan waktu untuk bermain ponsel.

2. Terlalu Peduli dengan Kehidupan di Media Sosial
Keinginan untuk eksis di dunia maya menjadi salah satu penyebab munculnya sindrom FOMO. Yang menarik, kebanyakan orang tidak benar- benar menampilkan dirinya di dunia maya ini.
Sebaliknya, mereka mencoba berbagai cara untuk dianggap sempurna oleh siapapun yang melihatnya. Kamu bisa panik dan kesal hanya saja fotomu tidak mendapatkan cukup like seperti seharusnya atau saat story mu tidak ada yang mengomentari.
Selain itu, ada tanda- tanda lain juga yang bisa kamu baca di artikel : Waspada, Ini 9 Tanda Kamu Mengalami Kecemasan Akibat Media Sosial.
3. Terobsesi dengan Kehidupan Orang Lain yang Ditampilkan di Medsos
Entah itu di dunia nyata atau dunia maya, terobsesi dengan kehidupan orang lain jelas tidak sehat untuk mental mu. Ini akan membuatmu mulai membandingkan dirimu dan kebahagiaanmu orang lain.
Karena terobsesi, kamu akan berusaha untuk mencari tahu dan mengikutinya. Kamu mulai merasakan iri, kecemburuan sosial, dan tidak bersyukur dengan hidup yang kamu miliki.
Dampak Buruk FOMO Bagi Seseorang
FOMO berdampak negatif pada seseorang bukan hanya dari sisi kesehatan mental, namun juga keuangan dan kesehatan fisik.
1. Buruk untuk Kesehatan Mental dan Tubuh
Kecemasan dan ketakutan akut pada umumnya mempengaruhi kondisi mental dan fisik seseorang. Dalam kasus FOMO, siapapun bisa mengalami sindrom ini karena akses media sosial dibuka seluas- luasnya dan sangat mudah dijangkau oleh siapa saja.
Rasa takut, cemas dan panik akan membuat seseorang cepat merasa lelah, kurang konsentrasi, dan kehilangan tidur yang berkualitas. Jika terus dibiarkan, organ tubuh bisa mengalami gangguan kesehatan, baik itu kesehatan jantung hingga kardiovaskuler.

2. Dampak Buruk untuk Hubungan Seseorang
Dampak FOMO bukan hanya pada kesehatan fisik dan mental, tapi juga kualitas hubungan seseorang. Lho, kok bisa?
Dalam hubungan di dunia nyata, tingkat interaksi kita pada seseorang akan menurun jika kita tidak bisa melepaskan diri dari ponsel. Tidak ada lagi canda tawa hangat, atau obrolan seru yang saling berbalas jika masing- masing individu hanya sibuk menatap layar gadget.
Sedangkan dalam hubungan di media sosial, jika kita tidak bisa menahan diri dalam membagikan konten atau berkomentar. Ini bisa membuat hubungan sosial menjadi renggang.
Misalnya saat kita berbagi konten tentang pandangan politik atau topik tertentu yang berseberangan dengan teman. Perdebatan terkadang muncul dan sulit kita hindari.
3. Masalah Keuangan
Fear of Missing Out menjadi salah satu pemicu perilaku konsumtif di kalangan remaja dan pengguna aktif media sosial. Karena ingin terlihat sempurna dan memiliki kehidupan yang menyenangkan, mereka gemar membeli barang yang tidak benar- benar mereka butuhkan.
Selain itu, alokasi budget untuk nongkrong atau membeli makanan minuman kekinian juga semakin meningkat. Semuanya sering mereka lakukan demi story dan pengakuan sosial.
Mengatasi FOMO dengan JOMO
Kebalikannya dari FOMO, ada juga istilah JOMO yang artinya Joy of Missing Out. Pengertian dari JOMO ini adalah perasaan tidak peduli karena tidak melakukan atau tidak mengikuti trend tertentu.
Mereka penganut JOMO adalah orang yang sudah lelah dengan drama dan kepalsuan yang kerap orang- orang tampilkan di media sosial. Mereka memahami bahwa hidup memang tidak sempurna dan tidak semua hal harus mereka pamerkan di media sosial.
Untuk mengatasi Fear of Missing Out ini, cobalah untuk mengikuti JOMO ini. Pahamilah bahwa apa yang tampil di media sosial memang kadang terlihat menggiurkan dan menarik. Dan di sisi lain itu penuh kepalsuan dan manipulasi.

Jadi, kenapa tidak menjadi diri sendiri dan menikmati hidup dengan sebenarnya?