Kisah Perjuangan Wahib Melawan Corona hingga Sembuh : Kuncinya Sistem Imun
Beberapa waktu lalu beredar video yang memperlihatkan seorang pria berbaju kuning tengah duduk di ruangan berukuran kecil. Di video tersebut pria ini menyebut diri nya sebagai pasien positif corona yang sedang menjalani solasi di RSUD Kanujoso Djatiwibowo, Balikpapan.
Dengan jelas pria ini menyebut nama lengkapnya, Muhammad Wahib Herlambang. Seperti HaloGeet.com lansir dari Kompas, Wahib adalah satu dari 14 pasien positif corona dalam perawatan di rumah sakit Balikpapan.
Cerita berawal saat Wahib bersama tiga rekannya mengikuti acara seminar masyarakat tanpa riba di Bogor, Jawa Barat. Dua rekannya ini dari Balikpapan dan satu dari Samarinda. Pulang dari Bogor, Wajib sempat merasakan gejala sakit.
Namun saat itu Wahib tidak berpikir bahwa ini adalah gejala Covid-19. Saat ia tak bisa mencium aroma parfum yang biasa ia gunakan.
“Saya tidak bisa cium bau apa-apa. Sempat tidak enak badan. Tapi dibawa istirahat saja sambil minum vitamin,” ungkapnya membuka pembicaraan.
Selang beberapa hari, ia mendapat kabar lewat pesan singkat di grup WhatsApp kalau rekannya sesama peserta acara di Bogor positif corona. Pasien tersebut kemudian meninggal dunia di Solo.
Tanpa pikir panjang Wahib langsung menghubungi call center tim gugus tugas Covid-19, Balikpapan. Dari pembicaraan bersama tim gugus tugas, Wahib diminta melakukan isolasi mandiri di rumah.
Wahib melakukan isolasi diri bersama istri dan anak. Selama isolasi, ia beberapa kali dikunjungi tim medis dari gugus tugas untuk memeriksa kesehatannya. Pada Senin (16/3), Wahib berinisiatif untuk memeriksakan diri di RSUD Kanujoso.
Dua hari usai pemeriksaan, Wahib menerima pemberitahuan lagi dari tim gugus tugas bahwa diri nya positif corona. Di hari itu juga ia langsung mendatangi RSUD Kanujoso lengkap dengan pakaian ganti untuk menjalani isolasi di RSUD.
Berpikir Positif untuk Menjaga Imun
Menjadi positif corona, Wahib memilih menjalani masa isolasi dengan terus berpikir positif. Ia mengisi hari- harinya dengan kegiatan positif seperti olahraga, beribadah, dan kegiatan lainnya.
“Intinya pikiran harus ceria. Enggak boleh stres,” terang dia.
Selama perawatan, Wahib mengaku mendapat dukungan medis yang baik. Ia mendapatkan asupan makanan bergizi, obat- obatan, dan fasilitas medis lainnya. Dengan bantuan medis, Wahib berhasil sembuh usai 16 hari isolasi.
Dia sudah keluar dari ruang isolasi RSUD Kanujoso, namun tetap menjalani masa observasi selama satu pekan sampai benar- benar dinyatakan sembuh dan boleh pulang ke rumah.
“Yang berat itu hanya rindu keluarga. Makanya, saya bawa dengan olahraga rutin. Makan juga terjamin. Pelayanan medis bagus. Berat badan saya justru naik 1 kilogram,” ungkapnya dengan tersenyum.
Pada Jumat 3 April lalu ia keluar dari RSUD bersama dua pasien lainnya usai dinyatakan negatif Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya.
Dari pengalamannya bersama corona, Wahib menghimbau masyarakat tidak perlu panik. Yang terpenting adalah menjaga kesehatan dengan baik serta menjaga pikiran tetap positif. Kedua kombinasi ini akan membuat sistem imun kita terjaga melawan pandemi ini.
“Karena sistem imun kita bisa membunuh virus ini,” pungkasnya.
Hingga kini, istri dan tiga anak Wahib pun dinyatakan negatif corona.